Laman

Jumat, 06 Desember 2013

Kata-kata Bijak Nelson Mandela

Obituari | Oleh Rizki Gunawan

Kata-kata Bijak Nelson Mandela
Nelson Mandela (news.com.au)
Liputan6.com, Johannesburg : Semua orang mengenalnya sebagai tokoh anti-apartheid. Dia rela mati demi memperjuangkan kesetaraan hak asasi manusia untuk hidup. Nelson Mandela yang disegani banyak orang itu kini telah tiada.
Pria yang juga dikenal dengan panggilan Madiba itu menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis 5 Desember 2013 malam waktu setempat. Ia telah berbulan-bulan berjuang melawan infeksi paru-paru.
Ada beberapa kata bijak Mandela yang mungkin bisa menginspirasi. Yang paling terkenal adalah "Aku menghadapi setiap masalah dengan optimis," kata Mandela di Soweto, 1990, seperti dimuat News.com.au, Jumat (6/12/2013).
Kata super lainnya dari sang mantan Presiden Afrika Selatan juga melukiskan sosoknya yang optimis. "Tak akan ada kapak tajam yang bisa meruntuhkan semangat orang yang berusaha. Pada akhirnya, orang itu pasti bakal bangkit," tulis Mandela dalam surat yang ia tulis dari penjara di Robben Island, 1975, yang ditujukan kepada istrinya, Winnie Mandela.
Kutipan bijak lainnya mengambarkan sikap Mandela yang berani untuk maju memperjuangkan rakyat yang serba tertinggal. "Aku bukan malaikat. Tapi aku adalah pemimpin yang datang saat kondisi memburuk," kata Mandela beberapa saat setelah bebas dari penjara di Cape Town, 1990.
Mandela juga dikenal sebagai seorang yang religius dan realistis. Ia meyakini setiap usaha pasti ada hasilnya. Tak akan ada yang sia-sia.
"Kematian adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Ketika seseorang mengabdi kepada rakyat dan negara, ia pasti bisa beristirahat dengan tenang untuk selamanya."
"Aku yakin segala perjuanganku akan terus berlanjut, meski suatu saat aku akan tidur terlelap dalam keabadian," ujar Mandela saat diwawancara dalam pembuatan film dokumenternya, 1994.
Mandela pernah merasakan hidup terisolasi di balik jeruji penjara selama 26 tahun. Itu semua dampak dari pengorbanannya memperjuangkan kaum kulit hitam yang didiskriminasi pemerintah Afsel kala itu. [Baca:Memperjuangkan Kesetaraan Manusia, Nelson Mandela Dibui 26 Tahun]
Hal itu seperti apa yang pernah diucapkannya pada April 1988. "Pemimpin harus rela berkorban untuk hak dan kebebasan rakyat."
Mandela meninggal dunia pada usia 95 tahun setelah menjalani perawatan karena infeksi paru-paru selama 3 bulan belakangan. Presiden Jacob Zuma mengatakan Mandela 'pergi dengan damai'. "Bangsa kita kehilangan putra terbaiknya," kata Zuma seperti dilansir BBC. (Riz/Sss)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar